Setelah
berbagai ATPM otomotif di Indonesia turut
berkompetisi menjalankan program kendaraan yang menggunakan kandungan local dengan konsep KBNS (Kendaraan Bermotor
Niaga Sederhana) dan sesuai dengan aturan pemerintah di waktu itu yang melarang kedatangan kendaraan penumpang yang
berbentuk Completely Built Up (CBU).
Sekitar tahun 1985 Indomobil yang
kala itu sukses dengan penjualan mobil Suzuki Super Carry yang berbasis
mobil angkutan barang, kesuksesan ini lantas tak membuat para pembesar Indomobil berpuas diri. Di benak mereka
ingin menciptakan mobil penumpang untuk rakyat. Subronto Laras termasuk pencetus ide Mobira ini, Subronto Laras ingin membuat mobil dari fiberglass karena teknologi pembuatan
bodynya lebih sederhana tanpa memerlukan mesin stamping dan dies yang
memerlukan investasi besar. Kerjasama ini dijajaki Subronto Laras dan kawan-kawan saat ke perusahaan mobil sedan 3
roda Reliant Robin yang terkenal di
Inggris. Namun tawarannya kurang bersambut, karena Reliant Robin menginginkan standardisasi produk yang kala itu
menelan biaya tak kurang dari 5 juta dolar. Di satu sisi Indomobil baru saja
mendapat tugas baru untuk menangani Volvo
yang di import dalam bentuk CKD
(Completely Knock Down) untuk pasaran Indonesia, kala itu pemerintah tidak
membolehkan import mobil secara CBU
(Completely Built Up). Perakitan Volvo yang berada di Ancol di bawah bendera PT.
Indonesian Swedish Manufacturing Company (PT. ISMAC), saat itu dalam
kondisi low capacity, karena
penjualan Volvo yang tidak begitu
bagus, meski para petinggi Indomobil
sudah menawarkan innovasi tentang Volvo
Limousine ke sejumlah milliarder Indonesia termasuk Abu Rizal Bakrie. Persaingan yang begitu sengit pada mobil premium
ini terutama muncul dari kubu pabrikan Jerman, Mercedes
dan BMW.
Para petinggi
Indomobil masih berpikir keras bagaimana bisa investor masuk ke Indonesia lagi
dengan konsep mobil CKD, terutama
untuk mobil penumpang. Karena pada waktu itu mobil KBNS (Kendaraan Bermotor Niaga Sederhana) sudah menggunakan system full CKD bahkan ada ATPM yang membuat Stamping dan Dies untuk
body yang disesuaikan dengan filosofis mobil KBNS Indonesia. Para petinggi Indomobil
saat itu melirik ke Eropa karena investasi dari Eropa sangat sedikit, mereka
kemudian melakukan perundingan dengan Porsche
AG di Jerman. Porsche saat itu
menyambut baik kedatangan Indomobil,
karena Indomobil mempunyai nama yang
baik dalam penjualan mobil di Indonesia.
Sambil menunggu
realisasi investasi dari Porsche AG
Jerman para petinggi Indomobil
mendirikan perusahaan pembuatan mobil dari body fiberglass dengan nama perusahaan PT. Marvia Graha Motor pada tahun 1988, dengan digawangi Marvi Affandi dari Indomobil. Indomobil memberikan
dukungan penuh pada perusahaan ini termasuk menyuplai mesin dan frame untuk
mobil fiberglass buatan Marvia ini,
sampai dengan penjualannyapun di back up
penuh Indomobil. Mobil ini dinamakan
dengan Marvia, sebagian besar
produknya adalah replica dari mobil-mobil mewah kuno. Penjualan terbesar waktu
itu ketika perusahaan obat sakit kepala BOSKA
dari DEXA
MEDICA yang memakai bintang iklan
Rhoma Irama memesan beberapa puluh
unit Delivary van dengan basis Katana Long sebagai mobil replica mobil
angkutan jadul untuk armadanya.
Produk Marvia Delivary Van basic Katana Long |
Subronto Laras belum puas dengan hasil
tersebut, beliau kemudian mengajukan proposal ke Mazda Motor Corporation, Soebronto Laras mengundang Mazda agar mau menjadi pioneer membuat sedan di Indonesia.
Waktu itu semua sedan yang masuk cuma dirakit dan terkena bea masuk yang sangat
tinggi. Sementara itu, mobil niaga semacam Kijang
dan Suzuki Carry dibebaskan dari
pajak dan bea masuk. Untuk membebaskan bea masuk, komponen-komponennya harus
dibuat di Indonesia. Mazda kemudian
menyetujui proposal itu namun tidak bisa membuat model sedan baru. Karena biaya
riset dan uji coba yang dibutuhkan
sangatlah tinggi, akhirnya dipilihlah model sedan Mazda yang pernah beredar di dunia termasuk di Indonesia. Model ini
dikenal didunia sebagai Mazda GLC (Great
Little Car) 323 Familia, yang di produksi dan beredar di tahun 1977 sampai
dengan tahun 1980.
Mazda Motor Corporation, Indomobil, dan Sumitomo Trading Corporation kemudian
bermitra mendirikan PT Mazda Indonesia
Manufacturing (MIM). Peralatan dan segala macam teknisnya disediakan Mazda, sementara lokasi manufacktur
disediakan Indomobil di kawasan
Tambun, Kabupaten Bekasi. Pada 1 Agustus 1989,
di Tambun Bekasi peletakan batu pertama pembangunan pabrik PT MIM dihadiri Dirjen Industri Mesin,
Logam Dasar dan Elektronika Departemen Perindustrian Soeparno Prawiroadiredjo dan Bupati Bekasi Suko Martono. Pembangunan pabrik direncanakan selesai pada April
1990 dengan investasi keseluruhan sebesar Rp 60 miliar. Ditargetkan selesai
pada Juni atau Juli 1990, setelah trial
run (pengujian), Mobira Mazda mulai
akan diproduksi secara massal, untuk official
distributor Mazda saat itu ditangani oleh, PT. Aneka Motor, salah satu grup usaha milik Indomobil.
Namun karena
sampai dengan bulan April tahun 1990
pabrik di Tambun Bekasi belum bisa beroperasi, maka untuk sementara waktu
perakitan memanfaatkan sisa kapasitas terpasang dari PT.
Indoswedish yang terletak di Ancol. Pada tahun 1990 Mazda Mobil Rakyat diluncurkan dengan bintang iklan Hasyim Ning salah seorang tokoh
terkemuka pelaku usaha otomotif di Indonesia. Mantan pembalap nasional, Benny Hidayat, jadi instruktur trial run pada prototype mobil rakyat itu. Mazda
Mobil Rakyat ini diproduksi mulai tahun 1990 hingga tahun 1993, rencana
awal Mazda Mobil Rakyat ini
menggunakan platform body yang sama
dengan Mazda GLC 323, dengan
menggunakan mesin TC 1300 cc, namun
karena tes pasar beberapa unit mobil yang menggunakan mesin TC 1300 cc tidak terjual akhirnya
diputuskan seluruhnya menggunakan mesin UC
1400 dengan menggambil transmisi yang sama yaitu 5 speed. Adapun untuk body
ubahan yang dilakukan adalah menempatkan head lamp Mazda GC pada mobil ini, sedangkan dibagian buritan tail light dipasangi pemanis garnish merah yang menghubungkan antar
lampu tail light. Karena Mazda Mobil Rakyat saat itu masih dikategorikan
sedan maka tidak bisa dilakukan pemotongan pajak, karena menurut menteri
keuangan, belum bisa diputuskan masalah lokalisasi product bisa dikaitkan dengan pemotongan pajak, sejauh belum ada
peraturan mobil nasional, sehingga PPN BM-nya waktu itu tetap terkena 30%. Mazda
Mobil Rakyat ini akhirnya terasa berat bersaing, karena mobil (BUV) Kijang saat itu dijual hanya 18 juta rupiah,
sedangkan Mazda Mobil Rakyat harus
dijual pada kisaran 22 juta, sehingga hanya beberapa ribu unit yang terjual
dalam 3 tahun produksi, itupun banyak ditawarkan melalui jalur-jalur birokrasi.
Akhirnya dengan belum adanya peraturan terkait
lokalisasi product, dengan
terpaksa untuk mendongkrak penjualan dan menghilangkan kesan
mobil murah maka dilakukan facelift
pada tahun 1993 dengan memberikan nama Mazda
Mister Ninety dengan ubahan pada dumper
menggunakan material plastic polyurethane
dan ditambah spoiler pada hatch back serta dilengkapi dengan wiper dan washer. Mobil ini juga menggunakan mesin Mazda seri UC 1400 cc dengan kompresi lebih tinggi sehingga lebih
bertenaga. Untuk lebih meyakinkan masyarakat, Indomobil melalui PT. Aneka Motor menggandeng pembalap
papan atas Indonesia Aswin Bahar
sebagai duta Mazda MR 90 (Mister Ninety).
Mazda MR 90 ini diproduksi hingga akhir tahun 1995 dengan
seri nama terakhir Baby Boomers,
untuk manufacturing masih dilakukan di PT.
ISMAC yang berlokasi di Ancol.
Iklan Mazda MR 90 |
Mazda Mister Nnety |
Mazda Baby Boomers |
Sementara fasilitas manufacturing PT. MIM yang ada di Tambun Bekasi mulai di operasikan untuk pembuatan Mazda model van/station wagon/estate, Mazda ini dinamakan Vantrend. Sebenarnya Mazda Vantrend ini merupakan Mazda GLC Estate yang dimunculkan kembali untuk pasaran di Indonesia, produk ini dimulai dari tahun 1993-1994 untuk model standart dengan ubahan pada lampu depan berbentuk kotak persegi, sebanyak empat buah. Suspensi masih mengandalkan bawaan Mazda GLC Estate, depan Macpherson strut coil spring with sway bar, belakang rigid axle dengan leaf spring. Untuk mesin menggunakan UC 1400 dengan model Single Timing Chain. Selanjutnya untuk model di tahun 1994-1997 ada sedikit perubahan pada Mazda Vantrend ini antara lain sudah menggunakan pengapian menggunakan modul FTI, adanya Power steering EPS, dan Central Lock, serta ada opsi Power Window untuk bagian pintu depan.
Mazda Engine UC 1400 |
Suspensi Mazda GLC, yang dipakai di Mazda MR 90 |
Suspensi belakang Mazda GLC Estate dipakai di Mazda Vantrend |
Mazda GLC Wagon/Estate yang dijual di Amerika Utara |
Iklan macam variasi bentuk Mazda Vantrend yang ditawarkan |
Iklan FTI (Full Transistor Ignition) pada Vantrend |
Kelengkapan Power dan Central lock pada Mazda Vantrend |
Sementara di
sisi lain dari Indomobil, PT. Marvia Graha Motor yang digawangi Marvi Affandi semakin banyak membuat
replica-replika mobil kuno, dengan basis mesin maupun rangka dari Suzuki Carry 1000, Katana SJ410, Mazda 323
UC, serta Nissan Laurel, bermacam
bentuk replica mobil dibuat seperti Marvia
Roll Royce Silver Shadow II, Marvia
Cobra dan lain-lain. Kemudian pada tahun 1993 Indomobil memesan beberapa puluh unit panel indicator serta lampu-lampu yang terdapat pada Porsche 911 dengan alasan untuk dipelajari agar nanti siap bila
kelak Porsche A.G. akan melakukan
perakitan mobil Porsche yang bekerjasama
dengan Indomobil di Indonesia.
Marvia model Roll Royce Silver Shadow |
Marvia Shelby Cobra |
Agar dalam
mempelajari pemasangan panel indicator
dan lampu-lampu mobil Porsche 911 ini mendapatkan gambaran
yang mendekati kondisi sesungguhnya maka, dibuatlah beberapa unit body tiruan mobil Porsche 911 dengan menggunakan
fiberglass. Tidak tanggung-tanggung agar mobil ini dapat berjalan layaknya
mobil betulan maka dibuat semacam prototype
dengan menggunakan mesin Mazda UC 1400 (Mazda 323 Familia). Penampakan dan
dimensi persis dengan Porsche 911,
sehingga ketika di pajang di Showroom Indomobil banyak peminat yang memesan
mobil Marvia Porsche ini. Sampai pada akhir tahun 1997, Marvia Porsche 911 ini terjual tak kurang dari 50 unit.
Marvia Porsche 911 |
Marvia Porsche 911 |
Mendapati bahwa
di Indonesia telah beredar Porsche 911
tiruan dalam jumlah yang tak sedikit. Porsche
A.G. berencana melakukan gugatan terhadap Indomobil begitu pula dengan Mazda yang merasa mesin Mazda UC 1400 miliknya telah digunakan
tanpa ijin untuk pembuatan Porsche 911
tiruan ini. Hingga pada akhirnya tahun 1997, PT. Mazda Indonesia
Manufacturing ditutup. Segala mesin cetak dan produksi di tarik
kembali oleh Mazda Motor Corporation
Jepang. PT. Indomobil mendapatkan sanksi penalty, sedangkan PT. Marvia Graha Auto yang memproduksi mobil replica dari fiberglass
inipun akhinya dibubarkan, dan official
distributor untuk mobil Mazda di
Indonesia, PT. Aneka Motor pun ikut
dibubarkan, untuk sementara penjualan dan distributor Mazda yang masih beredar di Indonesia ditangani Indomobil melalui grup usaha yang lain
yaitu PT. Unicor Prima Motor.
Walaupun semua rintisan produk Indomobil
ini berakhir namun begitu PT. Marvia Graha Auto tetap terkenal
sebagai legenda pembuat mobil replica di Indonesia, dan produk-produknya sampai
sekarang masih banyak beredar dengan harga yang cukup bertahan bahkan cenderung
naik. Di sisi lain walaupun Mazda MR
dan Vantrend produk PT.
MMI untuk sparepartnya sudah sulit di dapat di pasaran Indonesia, namun hal
itu tidak menghambat para penggemarnya untuk tetap mempertahankan
kelestariannya, banyak substitusi sparepart dari produk mobil lain ternyata
bisa dan cocok diaplikasi pada Mazda
produk PT. MMI ini.
Specification Mazda MR 90
| |
Engine Series
UC 1400
Bore x stroke
Compression ratio
Power (DIN)
Valve system
Timing system
Ignition system
|
1415 cc, 4 cylinder inline.
77 mm x 76 mm
9,0 :1
70 BHP/5700 rpm
Over Head Camshaft 2valve each cylinder
Timing Chain double chain.
Conventional with contact breaker
|
Chassis
Rear Suspension
Front Suspension
Lay out Drive train
Hand brake
Stick shifter
Tyre
PCD Velg
Bumper
System Steering
|
Monocoque body shell
Trailing arm, Coil spring, rigid axle, drive axle
Macpherson Strut, Coil spring, sway bar
Front Engine rear wheel drive
Floor Hand Brake, with levers
On the floor
13”
110 mm
Iron
Worm gear with pitman arm
|
Accumulator
|
12V 40 AH
|
Dimension
Length
Width
Wheel base
|
3970 mm
1595 mm
2315 mm
|
Gear shift
1st
2nd
3rd
4th
5th
Reverse
Transmission Oil/Fluid capacity
|
5 speed
3,337
1,995
1,301
1,000
0,831
3,337
1,7 L
|
Specification Mazda Baby Boomers
| |
Engine Series
UC 1400
Bore x stroke
Compression ratio
Power (DIN)/rpm
Valve system
Timing system
Ignition system
|
1415 cc, 4 cylinder inline.
77 mm x 76 mm
9,2 :1
72 BHP/5700 rpm
Over Head Camshaft 2valve each cylinder
Timing Chain double chain.
Conventional with contact breaker
|
Chassis
Rear Suspension
Front Suspension
Lay out Drive train
Hand brake
Stick shifter
Tyre
PCD Velg
Bumper
Rear Spoiler
System Steering
|
Monocoque body shell
Trailing arm, Coil spring, rigid axle, drive axle
Macpherson Strut, Coil spring, sway bar
Front Engine rear wheel drive
Floor Hand Brake, with levers
On the floor
13”
110 mm
Polyurethane
Polyurethane
Worm gear with pitman arm
|
Accumulator
|
12V 40 AH
|
Dimension
Length
Width
Wheel base
|
4010 mm
1595 mm
2315 mm
|
Gear shift
1st
2nd
3rd
4th
5th
Reverse
Transmission Oil/Fluid capacity |
5 speed
3,337
1,995
1,301
1,000
0,831
3,337
1,7 L
|
Specification Mazda Van Trend
| |
Engine Series
UC 1400
Bore x stroke
Compression ratio
Power (DIN)/rpm
Valve system
Timing system
Ignition system
|
1415 cc, 4 cylinder inline.
77 mm x 76 mm
9,2 :1
72 BHP/5700 rpm
Over Head Camshaft 2valve each cylinder
Timing Chain Single Chain.
Full Transistor Ignition (FTI)
|
Chassis
Rear Suspension
Front Suspension
Lay out Drive train
Hand brake
Stick shifter
Tyre
PCD Velg
Bumper
System steering
|
Monocoque body shell
Leaf Spring, rigid axle, drive axle
Macpherson Strut, Coil spring, sway bar
Front Engine rear wheel drive
Floor Hand Brake, with levers
On the floor
13”
110 mm
Polyurethane
Worm gear with pitman Arm EPS Assist
|
Accumulator
|
12V 40 AH
|
Dimension
Length
Width
Wheel base
|
4145 mm
1595 mm
2315 mm
|
Gear shift
1st
2nd
3rd
4th
5th
Reverse
Transmission Oil/Fluid capacity
|
5 speed
3,337
1,995
1,301
1,000
0,831
3,337
1,7 L
|